Post kali ini saya pengen cerita tentang masa-masa menjelang
menikah. Seminggu sebelum acara saya pulang ke Solo dianterin Mas Pacar yang cuti
sekalian mberesin beberapa urusan di Solo. Sebenernya sih semua-semua udah
disiapin di Jogja, yang di Solo tinggal finishing aja.
Hari Sabtu saya pulang ke Solo langsung ke rumah perias buat
fitting baju mas. Iyessss,,,,fitting baju pengantennya baru seminggu sebelum
acara broooo. Mas Pacar pake baju akad ready stock punya perias, sedangkan baju
resepsinya dibuatkan baju baru sesuai sama kebaya saya. Pas fitting baru
ketahuan kalo ternyata untuk celana akad kegedean donk (maklum mas saya
badannya seuprit). Tapi Alhamdulillah untuk baju resepsi pas sesuai ukuran
badan Mas. Habis acara fitting kita jalan-jalan anter undangan ke temen-temen
saya (H-7 baru sebar undangan, pengantin macam apa ini????). Sorenya awalnya
pengen facial, tapi karena kesorean jadi gak jadi deh.
Seminggu di Solo saya akhirnya merasakan sensasi menjadi
calon pengantin. Kemarin-kemarin di Jogja saya santai-santai aja, jarang spa, diet
ya cuma seadanya, pokoqnya persiapan calon pengantinnya payah banget deh. Nah
pas di Solo ini saya habis-habisan. Hampir setiap hari saya habiskan di salon
yang berbeda untuk spa dan perawatan lainnya. Pokoqnya kulit saya sampe licin
karena hampir tiap hari digosok pake scrub. Pokoqnya masa ini adalah masa saya
mulai mempersiapkan diri jadi pengantin sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya.
Termasuk di antaranya mulai melakukan tradisi pingitan.
Ada satu kepercayaan di jawa dimana katanya calon pengantin
harus dipingit, gak boleh kelihatan orang luar. Katanya sih supaya kelihatan ‘manglingi’
dan auranya keluar nanti pada saat menikah. Tapi ini katanya loh ya, bukan kata
saya soalny saya juga bukan orang Jawa tulen. Dan kepercayaan ini dipegang
teguh oleh adik saya, yesss, adek saya yang notabene laki-laki bertubuh gagah
itu. Dia yang paling ngotot saya ga boleh keluar rumah sendirian atau naik
motor, keluar rumah harus dikawal, bahkan pas di rumah ada pengajian aja saya
disuruh di dalam kamar aja. Yasudah manuut akhirnya pas pengajian itu saya ikut
ngaji dari balik pintu.huhuhu. Jadi ya selama saya spa dan ke salon tiap hari
itu adek saya setia nganter jemput. Okelah kalo begitu,,,,malahane :D.
Pingitan ini berlangsung selama seminggu. Hari Sabtu sehari
sebelum acara keluarga mulai berdatangan. Keluarga Jogja, Palembang, dan
Purwodadi datang dari siang, sedangkan keluarga mas Pacar datang menjelang
magrib. Haduuuh deg-degan banget rasanya. Pujaan hati ada di luar kamar, namun
kami tak dapat bersua. Gak boleh kelhatan dan ketemu soalnya sih. Malam hari
setelah makan malam semua keluarga beranjak ke penginapan. Keluarga menginap di
penginapan deket gedung namanya kalo gak salah Rumah jasmine/villa jasmine
gitu. Pokoqnya lokasinya di Timur Mall Solo Paragon.
Waktu H-1 saat tamu dan keluarga sudah pada pulang inilah
saya merasa takjub. Antara percaya dan tak percaya bahwa besoknya saya akan
menikah, bahwa semua keluarga hadir untuk saya, bahwa besok saya akan jadi
istri. Malam itu saya melakukan napak tilas, aneh emang tapi itulah yang saya
lakukan malam itu. Saya buka dan baca buku-buku lama saya, saya bersihkan
boneka-boneka saya, saya tata rapi baju dalam lemari. I dont know why but It
felt amazing yet saddening. That room was the room i grew up with, with sooo
many memories to remember. I recalled the day i just moved in into that house, my
childhood days when i fought alot with my brother, my adolescent days when i fought
alot with my parents,the days i studied for university entrance exams, the day
i lost my father, and certainly that night, my memories grew as i remember it as the
day when i was about to get married. :)
No comments:
Post a Comment